Obrolan di Warung Kopi

Sore ini, sepulang kerja kira-kira jam 8 malam, nongkrong dulu di warung kopi sebelah baker's corner Teuku Umar. Biasalah, kebiasaan nongkrong emang sudah dari sononya. Niatnya cuma minum yang hangat, sambil ngemil, dengan (sebatang rokok / optional choice). Kali-kali aja ketemu sohib lama waktu es em a, atau es em pe, soalnya sekali waktu emang suka ketemuan di warung ini. Kalo ketemu, asik juga nostalgi masa lampau, nanyain kabar sohib-sohib lainnya dan kali-kali aja dapet info tentang sang mantan yang tak tahu rimbanya ( emang ga niat tau kabarnya, tapi kalau dapet selentingan, asik juga jadi bahan obrolan).
Seperti biasa, daku pesan secangkir white coffee dan sebungkus keripik singkong sama i meme yang jualan. Katanya white coffee tidak berbahaya bagi lambung, dan baik buat kesehatan, makanya daku pesan. Kalau keripik singkong, mah emang demenan leluhur dari jaman Majapahit dulu. Nah, kalau i meme asalnya dari Tabanan, tapi tinggal seputaran Dalung dan buka dagangan di Teuku Umar. Asik juga tempatnya, tidak terlalu ramai dan tidak terlalu sepi. Harganya juga impas banget dengan honor ngajar (hehehe), artinya ga bakal buat dompet jadi cekak. Soalnya saat ini setelah berkeluarga, pengeluaran musti di kontrol dengan ketat, istri lanjut kuliah, anak juga sedang sekolah, belum lagi urusan rumah tangga, semuanya perlu dana. Tapi bagaimanapun hobi nongkrong ini harus tetap jalan. 

Kadang-kadang lebih banyak pengetahuan yang didapat dengan hobi nongkrong di warung kopi dari pada duduk di bangku kuliah. Kalau nongkrong, pengetahuan yang di dapat lebih 'fresh' actual dan terpercaya langsung dari nara sumber. Nah, fenomena dan informasi yang didapat dari nongkrong ini, boleh jadi sebagai penguat teori yang diperoleh di buku atau bangku kuliah. Kadang juga jadi inspirasi untuk buat tulisan di Blog ini.

Sedang asik nyeruput kopi, " sruuuuuuttt.....", tiba-tiba di sampingku duduk seorang pemuda berambut cepak dengan gaya sedikit slengekan. " Malam, Pak, punapi gatrane...", begitu sapanya. Dakupun menjawab dengan spontan , " Nggih selamat malam Dik, nggih niki sedang santai dumun...", (dalam hati bertanya-tanya, apakah ini pemuda adalah mahasiswaku atau mantan mahasiswa, atau kenalan dimana??? rasanya emang ga pernah kenal. Cuma sikap hospitalitynya itu yang membuat daku salut. Obrolan pun kami lanjutkan.

"Bapak lakar lunga kija?" (Bapak mau pergi ke mana? / where are you going sir?) demikian tanya si pemuda. " Tyang, wau teka uli megae, tyang nyante dumun" (saya baru saja datang dari tempat kerja, mau rehat sejenak), demikian jawabku.

Demikianlah, dialog basa-basi awal semakin menghangatkan suasana malam itu. Dari obrolan yang terjadi, dan beberapa pertanyaan "pancingan" yang kuberikan kepada si pemuda, dapat kusimpulkan bahwa pemuda ini, tinggal di sekitar Jalan Teuku Umar, dengan pekerjaan yang tidak tetap...dan kemungkinan besar preman (soalnya pakai tato, dan menyebut-nyebut nama pentolan sebuah ormas yang membidangi masalah keamanan di Denpasar dan Badung). Si Pemuda kerap kali mengeluh tidak punya uang, dan sulitnya mencari pekerjaan. Namun, ada rasa kasian juga melihat nasib si Pemuda ini. Sambil menghisap rokoknya si pemuda permisi sebentar untuk membantu parkir kendaraan sekitar warung kopi. Ternyata rejeki menghampiri si pemuda, karena setiap kali memarkir mendapat uang kisaran seribu sampai dua ribu. "Lumayan Pak, ade anggon pemeli roko", ucap si pemuda.
Sambil menyedot rokoknya si pemuda bercerita, bahwa hidupnya sungguh tak menentu arah. Meskipun statusnya sebagai penduduk asli Denpasar, dan memiliki beberapa petak tanah yang mungkin nantinya diwariskan untuknya, tetap saja pandangan pesimis mewarnai cerita anak muda tersebut. Yah, demikianlah, saya mendengarkan dengan seksama setiap patah kata yang diucapkannya, dan sesekali menimpali sambil menyemangatinya.
"Maaf Pak,...", ujar si pemuda. " oh, punapi, adi ngidih pelih?" begitu jawab saya. "Ehm....begini Pak, ampura pak, tyang jagi metaken niki." ucap si pemuda dengan agak sungkan. "Silakan dik,wenten napi?" saya menimpali. "......ehm, Bapak mekeneh ngalih cewek?" demikian tanya si pemuda.

Pertanyaan si pemuda yang terakhir rupanya memancing naluri saya untuk mengorek sedikit mengenai fenomena 4S dalam dunia pariwisata. Fenomena S yang terakhir (Sun, Sea, Sand and Sex).

" Wah, maaf, ampura niki, tyang ten wenten keneh ngalih keto-keto, kewala, dadi tyang metaken?" (Wah, maaf, saya tidak minat cari cewek, tapi boleh saya bertanya) demikian jawab saya. " Oh nggih Pak" demikian jawab si pemuda. "Tyang cuma metaken siki manten" (saya bertanya cuma satu saja), demikian balas saya,  "Wenten anak Bali megae keto (wanita PSK) ???". Si Pemuda menjawab, "Wenten Pak".

Hal ini membuat bulu kuduk saya merinding. Saya tidak percaya kalau ternyata ada wanita Bali yang bekerja sebagai PSK. Namun saya membuat dugaan dan pengharapan, semoga wanita yang dimaksud adalah wanita pendatang yang  ber KTP Bali, atau dengan kata lain bukan orang Bali asli.

Memang, glamour dunia Pariwisata tidak mungkin lepas dari unsur S yang ke 4 (SEX). Meskipun pemerintah sudah mendengungdengungkan tentang konsep pariwisata budaya yang di kembangkan di Bali, namun tidak mampu menutup atau meredam unsur SEX in Tourism in Bali. Hal ini disebabkan karena kegiatan Pariwisata adalah bersifat "have fun" atau mencari kesenangan. Demikian pula, kebutuhan SEX merupakan kebutuhan fisiologis yang menjadi dasar bagi kebutuhan manusia dalam teori Maslow. Artinya kebutuhan ini memang harus terpenuhi. Olehkarena berlaku pula dalil permintaan dan penawaran.

Si pemuda juga bercerita bahwa setiap bulannya pasokan PSK ke Bali dari Jawa terus mengalir rata-rata masih berusia di bawah 20 tahun (ABG). Pangsa pasarnya adalah penduduk lokal, wisatawan domestik dan wisatawan manca negara. Harganyapun bervariasi tergantung"kelas".  Demikian pula, masalah kamar, transportasi bisa diatur, yang penting dana mecukupi.

Sebuah kengerian muncul di benak saya. Jangan sampai Bali seperti Thailand yang mengandalkan SEX sebagai icon utama untuk menarik wisatawan. Hal ini sangat penting, mengingat dampak yang buruk pasti menghantui dalam jangka panjang apabila fenomena ini tidak dikelola dengan baik.
Disisi lain saya berpikir, mungkin juga fenomena SEX di Bali sama dengan industri rokok. Artinya, pemerintah sudah mengimbau masyarakat untuk tidak merokok, namun tetap saja masyarakat membeli rokok.

Malampun mulai larut, tanpa ku sadar, si pemuda entah di mana.....
Namun otak ini berpikir, dan terus berpikir
Semoga Bali tetap ajeg, Semoga semua insan yang hidup dan mencari makan di Bali menjaga kelestarian Bali dalam konsep Pengembangan Pariwisata yang Berkelanjutan,...
Semoga, semoga semoga

0 Response to "Obrolan di Warung Kopi"

Posting Komentar

Entri Populer

4s Air Kehidupan ajeg bali Akreditasi sebagai syarat sahnya penyelenggaran program studi aksiologis Alas purwo american service Ampera Ancient vilage of Bali appetizer APTISI AWARD APTISI Wil VIII-A Award Aristoteles aromatize wine Art Shop Arti Bali artificial tourism Assurance aturan kerja di kapal pesiar Babi Guling Babi Guling ala Mendek Bagus Agro Plaga balance in my mind balcony BALI Bali fumeral ceremony Bali Natural Hot Spring Toya Bungkah Kintamani Bali bali simle funeral ceremony bali timur wisata Bandara International di Buleleng bayu dan nanoe biroe Bayu Wisnawa be a crew in cruise ship Beachwalk Benteng Kuto Besak bored boring bos and jongos BOSAN Budaya buffet service buku kasir restoran dan bar bunga indah di halaman rumah C'est Moi et Des Amis cabarnet sauvignon Cara membaca label wine cara penyimpanan wine cash sheet chardonay coffee shop community based tourism Community Based Tourism in Bali Contribution Margin convention cruise ship organization structure cruise ship terminology cruise ship terms Dampak Sosial Pengembangan Pariwisata Danau di Bali deck definisi makanan definisi pariwisata alternatif Definisi wine desa baha Desa Belalang desa wisata desa wisata ekologis nyambu kaba kaba tabanan desert Diseminasi Hasil Penelitian 2014 disparda provinsi bali Dog dpd hpi bali Dukungan reklamasi teluk benoa ekowisata di bali elastisitas english service epistemologis eudaimonia menurut Aristoteles exhibition Feminis Liberal fighting my enemy fisiologis kebosanan fleksibel flower at my home formal dining room fortified wine french service front office funeral ceremony in Bali future of balit tourism destination galley Gramsci dan Hegemoni grapes Handling Guest Complain handout kasir restoran dan bar harga kamar hidup di kapal pesiar HOTEL hotel cornwall hotel multi tasking hotel upselling housebank i meme ibm lembu putih In-Depth Interview incentive Industri Pariwisata informal dining room intelektual organik intelektual tradisional istilah istilah kapal pesiar istilah kapal pesiar ISU-ISU PARIWISATA ISU-ISU PARIWISATA BALI ISU-ISU PARIWISATA BALI DAN INDONESIA JAGARAGA DAN SAWAN Jalan Tol Bali Mandara jaminan JENIS JENIS RESTAURANT jenis-jenis peralatan di restaurant Jokowi atau Prabowo yang punya program jelas untuk pariwisata berkelanjutan? KABUPATEN BULELENG-BALI Kabupaten Tabanan kantor depan karakter wine Karakteristik Jasa karya ilmiah KASIR KANTOR DEPAN kasir restaurant dan bar KEADILAN MENURUT PLATO kebosanan kecaman reklamasi teluk benoa Kecamatan Kediri Kedungu Beach kendala menulis karya ilmiah kepuasan tamu kerja di kapal pesiar klasifikasi kelas hotel klasifikasi makanan klasifikasi restoran konsep hotel konsep pariwisata konsep pengembangan pariwisata konvensi Kota Gede 2015 Kuesioner kursus sertifikasi pramuwisata umum Latihan Kasir Kantor Depan latihan kasir kantor depan 2012-2013 Latihan Kasir Restaurant dan Bar Latihan Kasir Restaurant dan Bar 2012-2013 LATIHAN KASIR RESTAURANT DAN BAR OKTOBER 2013 Latihan Metodologi Reset Latihan Pengantar Perhotelan lembu putih lido logiko hipotetiko verifikatif Made Bayu Wisnawa Mai Bus maincourse manajemen perhotelan masa depan Bali masa depan bali sebagai destinasi wisata masa depan destinasi wisata bali meaning of Ngenteg Linggih meeting melukat Menangani Keluhan Tamu Menggalakan Sapta Pesona menggali permata dalam lumpur MENINGKATKAN PENDAPATAN HOTEL DENGAN PROGRAM UP SELLING Menu Engineering MICE minat menginap kembali model pengembangan pariwisata pedesaan multi tasking pada karyawan hotel mv melody my bibliography Nagih Janji Gubernur Bali 2013-2018 nanoe biroe nasi gudeg widjilan Nasi Kalong Nasi Kalong Bandung Ngenteg Linggih Pura Dalem Mendek 2013 nyepi 2014 objek formal pariwisata objek material pariwisata obrolan di warung kopi Ogoh ogoh 2014 Ogoh ogoh 2015 ontologis orchard hotel otonan Outing 2013 Palembang panak manusa pandangan foucault terhadap relasi kekuasaan Pantai Kedungu Pariwiasata Pariwisata Alternatif: Pariwisata Bali Masa Depan (Literature Review) pariwisata bali berkelanjutan Pariwisata Berbasis Rakyat Pariwisata Budaya pariwisata kerakyatan pariwisata pedesaan pariwisata sebagai ilmu mandiri pariwisata sex di bali pas pasta pastikerta pdsp 2013 Pelayanan Pemasaran Pariwisata Bali Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan pengelolaan akomodasi di bali pengelolaan hotel di bali pengembangan pariwisata berkelanjutan Pengertian Budaya PENGERTIAN HOTEL Pengertian Hotel dan Restaurant Pengertian Kesenian Pengertian Manajemen Pengertian Obyek dan Daya Tarik Wisata pengertian Pariwisata Pengertian Pariwisata Budaya Pengertian potensi wisata pengertian pramu saji PENGERTIAN RESTAURANT PENGERTIAN RESTORAN Pengertian strategi pengembangan pariwisata pengertian tamu pengertian waiter Pengumpulan Data Penjor Galungan Penjor Galungan 2014 penurunan kualitas lingkungan hidup peralatan restaurant Perbedaan metode penelitian kuantitatif dengan kualitatif Perempuan Bali Perencanaan dan Pengembangan Berkelanjutan pada Obyek dan Daya Tarik Wisata pergeseran paradigma pengelolaan hotel di bali PERKEMBANGAN KEBIJAKAN PARIWISATA INTERNASIONAL pilkada bali pilkada bali 2013 pilkada bali dan pariwisata pinot noir Plow Horse Posisi Pariwisata di Tengah-tengah Ilmu Pengetahuan Posisioning Bali potensi wisata Potensi wisata pantai Kedungu pramusaji prinsip ekowisata prinsip prinsip ekowisata Prinsip prinsip pengembangan pariwisata berkelanjutan pro kontra pembangunan bandara bertaraf internasional di buleleng Proses pembuatan table wine Proses Penelitian Pulau di Provinsi Bali Pulau Penyu Tanjung Benoa Nusa Dua Bali Indonesia Pulo Kemaro pura nandini Pura Sudamala Bangli pura tirta sudamala Puri Bagus Jati Taro Puzzle Questionaire red wine reklamai teluk benoa reklamasi bali reklamasi teluk benoa remittance of fund restaurant tools RESTORAN revitalisasi bali riesling rose wine russian service sauvignon blanc seaside hotel sejarah pariwisata bali Seminar Nasional Kepariwisataan 2014 Sistem pelayanan di restaurant SLANK SLANK dan Pariwisata Bali soup sparkling wine Star still wine STIPAR STIPAR Tratma Jaya STIPAR Triatma Jaya STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI DESA SANGSIT struktur organisasi kapal pesiar study tour 2013 Suckling Pig Suckling Pig ala Mendek sulitnya menulis karya ilmiah Surat Edaran Dirjen Dikti Kemdikbud No 160/E/AK/2013 sustainabel tourism development SWOT Tahap Pemgembangan Obyek Wisata Tahapan Perencanaan Pariwisata Tana Toraja tantangan pariwisata sebagai ilmu mandiri Tari Bali teluk benoa Tenganan Karang Asem Bali Tenganan Pegringsingan The Kinds of Friendship The real hotelier Thing about balance in my mind Tibu Beneng tingkat hunian kamar Togetherness in Diversity TRI HITA KARANA tugas kasir kantor depan1 tujuan hidup manusia menurut aristoteles Tulisan Separuh Hati UNUD up selling validitas dan reliabilitas waiter Wawancara Mendalam why i choose hotel and tourism Wine dan Makanan Wisata Air Panas Bali